Senin, 18 Oktober 2010

Segores Perjalanan




Meretas

Petas

Tetas

Bebas

Berbatas


Kala..

mata-mata berpandang

diserbu hijau

Debu tersapu

Tjilik riwut menyambut

Di tepian setapak

Air turun

Membasah

Basuh kalut

Semasa api menyulut

Disini

Dalam sini


Lepas dalam bayang

Tikam-diam

Sadis Jakarta!

Aku pergi sejenak

Memuntah mimpi buta ibukota

Dan deru mesin-mesin penggilas

Gila!


Sejenak

Membuai temaram

Larut dalam ramahnya sapa

Menyelam di pekatnya kopi hitam

Nikmati ikan-ikan sungai melaju di tenggorokan


Palangka raya

Dalam singkat kata

Di setiap detik kupastikan merindu

Upaya keras melesat

Di minimnya jabat hati pusat

Diskusi bermakna

Bukan saling umpat membuta

Hangat kasih tanpa pandang tingkat

Bukan mata-mata mengintai memburat

Kreasi dan semangat muda di keterbatasan

Bukan keringat-keringat menanti pujian

Yang pada akhirnya

Menumpuk pundi-pundi

Untuk esok yang tak pasti

...

Masih ada nadi

Masih ada hati

Di palangka raya


Palangka raya, 18-10-10


*Dalam sebuah tugas pengkajian singkat di TVRI Kalimantan Tengah

1 komentar:

  1. pengabdian dan ketulusan jadi hal langka di Jakarta... tapi bukan berarti nggak ada pastinya... :)

    BalasHapus