Minggu, 23 Mei 2010

Bermain Angin



Mimpi
Biarkan ia terbang jauh
Tiba-tiba hinggap terbawa pusaran waktu
Terseret pada mesin hampa
Tiadakah putus asa
Pergi menghamba

Bolehkah aku turut serta
Menghakimi layang-layangmu di angkasa
Hanyut tenggelam
Bermain angin
Bersama awan
Meski ia mendadak hitam
Mendung sepanjang hari

Aku menanti putihmu

@Jaya Gas Pondok Kelapa, 04-01-09

Amuk : Durja Mempertanyakan Dosa


Ialah Amuk

Si raja durja

Telah kupertemukan matahari

Sinarnya kian bias menjadi

Walau telah terkikis emosi

Membakar rasa yang mati


Oh Siang

Ketika Amuk datang

Suara mendentang

"Ooo kiamat", katanya

"dustaa", ujar lawannya


Episode

Berputar kencang

Di hembusan nikmat dan dosa

Apa itu?

Rabu, 19 Mei 2010

Mistika Hari-Hari Kudisan



Dan beranda keterasingan
padat diantara surga dan neraka
dan gelak tawa
mengisi haru biru

mistika hari-hari kudisan
menyaru serupa pada bayangan
durja yang dipahat
dalam kian lama
berupa
laksana keledai
diam ia
melutut ia
tanpa ia resapi makna

Ha Ha Ha
sang durja tertawa ia
mata-mata melata
hati-hati terkubur
rasuki kolom pesakitan
bernama mimpi dan pengharapan

ruangwarnawarni, 7 jan 10

ilusi



di tepian aku melihat resah bercengkerama dengan gundah
kadang berpelukan hingga pagi datang
ooh kemanakah langkah ini
berjalan tanpa arah
meratapi tangis negeri ini
merah kian berpencar dengan putihnya

selamat pagi ilusi
aku datang menghampiri
menyelusuri setiap lorong-lorong gelap
singgahi atap-atap tempat asap-asap menguap

ooh ilusi bangunkan aku
tertidur terlalu lama
aku lupa
bangsa ini sudah berumur berapa?

Jkt.20.5.10

Selasa, 18 Mei 2010

Keruh



Tirani ya tirani,
tak lagi rindu akan parasmu
terpaku pada reruntuhan gubukku
yang dahulu kubangun dengan peluh
kini rata dengan tanah
tempat kita kembali kelak

Tirani ya tirani,
begitu jenaka kau punya kuasa
melihat rakyatmu nelangsa
kini di atas tahta mungkin kau tertawa
aku terbaring beralaskan debu kota
dan kerlipan bintang muram yang tak lagi kulihat cahayanya
kuingat boot-boot berseragam luluh lantakkan harapanku

keruh keruh keruh
kau rasakan itu

selalu tertindih diantara sesak udara yang kuhirup
lantang berteriak bergegas kau tindak
kini biar aku berdialog bersama 3 domba
berbicara tentang rasa
berbicara tentang hati
berbicara tentang tertindas

dan mereka memang lebih mengerti
dibanding kau
Tirani

*Untuk Mak Ida (72) - korban penggusuran di Tangerang


"Hentikan Penggusuran!"
(Frans Magnis-Suseno)

"Jadilah Kau Lelaki nan Lantang, Jangan Takut Tantang Tirani"
(Tika And The Dissidents)

Foto : Kompas, 19 Mei 2010