Institusi
tempat bermain
memanipulasi
terpuruk diri
di ruang imajinasi
memangkas serangkai
menduduki peluk tata pelangi
berselimutkan hitam
muram
tak ada lagi warna-warni
Jiwa : Serangga
dipijak noda
menyanyi tanpa nada
diperas
disetubuhi
tangan-tangan perkasa
bernama uang dan pengharapan
menuju mimpi terindahmu
di hadapan nisan
lalu teriak
uaaaaaaaaaaang
uaaaaaaaaaaaaaang
uaaaaaaaaaaaaaaaaaang
dan jabatan
dan harapan hidup di istana
dan
pemberhentian terakhirmu
menjejak diam
mati dalam buta
:
hati
pikiran
jiwa
jiwa : serangga
bermain di reruntuhan
halusinasi hutan rimba
senyata labirin dipuja
memutilasi kreasi
membusuk di pelataran langit
pilu
menggugu
aku rindu tatanan
aku rindu kejujuran
aku rindu rasa malu
yang kian hilang
tertutup kebuasan
wajah-wajah baru yang teracuni
terus
terus
terus
entah sampai kapan?
.
...
Dan tembok itu masih berdiri
tegak
berbaris sarjana-sarjana
siap mati demi uang
cuih!
............................................................
*kritik atas tembok dinasti di negeri dongeng yang memuakkan
Jakarta, 15-10-10
Ryan A. Syakur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar