Sabtu, 16 Oktober 2010

Realita (Seni, Hati, dan Nyawa)


(untuk guru dan pamanku Agoes Jolly)

nyata-nyata

realita

membungkam otak

menjajah nalar

racun berhala komersialisasi

sumpah serapah demokrasi

hiasi nyanyian bimbang anak negeri

suara yang terinjak

menjilat sekeping logam

di hadapan pengampu kebijakan

yang katanya berotak

siasat kotak-kotak

jual saja indonesiamu!

bila agama yang kau anut adalah uang

matilah bersama keindonesiaanmu!


tak serta larut dalam lautan berhala

membujuki jiwa akan surga

nan jauh disana

hidup nyaman di alamnya

kiri-kanan lapar

kiri-kanan musibah

kiri-kanan menanti janji


aku rindu agoes jolly

kuikuti jiwa kemana berlari

menatap resah akan kebiadaban negeri

mengebiri seni dalam gelap hati

ooo mentari

jangan pernah lelah menyinari

negeri gersang

ngeri!


aku rindu agoes jolly

realita

keprihatinan

seni yang dikarungkan rejim

suara yang terlupa-melupa

hilang-dihilangkan

sejenak kutatap wajahnya

kudalami arti dari sebuah perjalanan

nyata-nyata-menyata

hormatnya agoes jolly

bukan hormatnya pejabat

bukan hormatnya penjilat

bukan hormatnya wakil rakyat di senayan

bukan hormatnya presiden!!!

hormatnya adalah nyawa seni di negeri ini!!


salam hormat untuk agoes jolly sampai kapanpun.......


*darinya saya banyak belajar bahwa nasionalisme lahir dari hati, bukan rekaan, bukan manipulasi!!


Jakarta, 9 oktober 2010

Ryan A. Syakur


Photo : Timlo.net (Portal Informasi Solo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar