O, temaram
peluk.. aku
gigit jiwaku
jangan beri terang
yang terlalu
….menyilaukan
buta
ha..
..ti
terbata
menata kepingan realitas
menjadi makhluk siap saji
itulah terang....
menikam!
Jakarta, 16.9.10
bung,
sudah saatnya kini
berlari
melukiskan api
merebut jiwa-jiwa
terpenjara
pada cinta yang terasing
bung,
di jaman ini
"uang adalah raja"
katamu,
katanya,
kata mereka,
dan
raga terkubur
angka-angka pasti
serupa tanah
hidup di semak prahara
makan
tidur
adu mulut
tidur
makan
binatang!
dan argumentasi menemui celah kosong
sudut tanpa cahaya
Jakarta.3.9.10
Jakarta kini
matahari-matahari semu berjejalan
berlomba menyinari
saling sikut
mengelabui
panas!
Padat menyapa kanan-kiri
rayapan mesin-mesin kota berderu
tanpa peduli
anak-anak yang mengejar mimpi
jadi korban luapan janji-janji
pada akhirnya terpojok di sudut sepi
bermandikan debu
dan ampas kekejaman kota
Pelangi negeri
terhempas arus jaman
bertemankan rel, aspal dan bebatuan
menjilat luka
yang dendangnya adalah semangat kami
senyumnya adalah nyawa kami
dan tangisnya adalah tangis kami
menanti jawab pasti
bukan teguran!
cacian!
ataupun segudang janji basi
para penunggang kuda berdasi
mari peduli!
*untuk adik-adik yang dipaksa oleh keadaan tinggal di jalanan sekitar senen