Jakarta kini
matahari-matahari semu berjejalan
berlomba menyinari
saling sikut
mengelabui
panas!
Padat menyapa kanan-kiri
rayapan mesin-mesin kota berderu
tanpa peduli
anak-anak yang mengejar mimpi
jadi korban luapan janji-janji
pada akhirnya terpojok di sudut sepi
bermandikan debu
dan ampas kekejaman kota
Pelangi negeri
terhempas arus jaman
bertemankan rel, aspal dan bebatuan
menjilat luka
yang dendangnya adalah semangat kami
senyumnya adalah nyawa kami
dan tangisnya adalah tangis kami
menanti jawab pasti
bukan teguran!
cacian!
ataupun segudang janji basi
para penunggang kuda berdasi
mari peduli!
*untuk adik-adik yang dipaksa oleh keadaan tinggal di jalanan sekitar senen
Edit : Ryan A. Syakur
pEnuh memar wajah tuan berdasi ^^Apakah mereka masih bisa bernyanyi, menari diatas secarik kertas?? tanpa perduli?! hisap jempol bersama.
BalasHapus